Header Ads

10 Wasiat Untuk Menghafal al-Qur’an Dan Menguatkannya

 Ini adalah wasiat ringkas untuk menghafal al-Qur’an, memuraja’ah (mengulang-ulang)nya, mengokohkannya dan memahami makna-maknanya:
  • Arahkan/fokuskan seluruh kemampuanmu ketika menghafal

Dan janganlah engkau cerai-beraikan pikiranmu dan engkau buyarkan kemampuan menghafalmu (ke) dalam hal-hal lain yang menyibukkanmu dari menghafal atau kesungguhan pikiranmu dalam menghafalnya. Yang al-Qur’an butuhkan darimu adalah engkau mengumpulkan (kemampuan) hafalanmu dan memfokuskannya.
  • Kosongkan hatimu dari semua hal yang menyibukkan dan dari hal-hal yang memalingkan jiwamu.

Jika engkau tidak mengeluarkan semua hal yang menyibukkan dan memalingkan hati dan jiwamu sebagai permulaan maka keluarkanlah ia dengan cara membalikkanya kepada al-Qur’an; karena ia adalah penyejuk hati dan pengusir kegundahan. Dan jika engkau sibukkan dirimu dengan al-Qur’an  dan senantiasa demikian maka itu tidak langgeng. Dan diantara bentuk hal-hal yang menyibukkan dan memalingkan adalah yang berkaitan dengan syahwat, menyibukkan diri dengan syair yaitu menghafalnya dan menciptakannya, dan gundah dengan rizki yang lebih dari sekedar kebutuhan/cukup.
  •  Menjaga waktu

Jadilah orang yang kikir dalam hal mencurahkan (waktu) untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Support-lah hal itu dengan cara mengatur waktumu, mengetahui tujuan (utama)mu, memuliakan (waktu), dan berusaha keras untuk mewujudkannya.
  •  Jadikan keikhlasan dan kebenaran niat sebagai asas pokok yang di atasnya engkau bangun amalmu dan wujudkan tujuanmu

Ini merupakan hal yang dapat mendatangkan keberkahan pada waktumu dan sebagai pertanda bahwa Allah menginginkan kebaikan bagimu:
“jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba maka Allah menolongnya dengan waktu, dan Allah jadikan waktunya sebagai penolongnya. Dan jika Allah menginginkan keburukan bagi seorang hamba maka Allah jadikan waktunya sebagai bumerang baginya dan waktunya sebagai gangguan baginya”
  • Disana ada waktu-waktu dan kondisi-kondisi yang penuh berkah ketika pikiranmu bersih dan dadamu lapang, maka jagalah waktu-waktu dan kondisi-kondisi ini

Seperti (waktu) sepertiga (malam) terakhir, setelah shalat fajar, ketika bangun tidur, di antara dua adzan (adzan – iqamah) di masjid, ketika pikiran sedang istirahat, setelah selesai shalat, sebagian orang menjadikan puasa sebagai waktu yang tepat (untuk menghafal) baginya, dan lapar membuatnya lebih rajin/semangat.
  •  Buatlah metode dan tulislah, yang sesuai dengan kemampuanmu dan keadaanmu

Jangan sampai engkau melanggar komitmenmu, jika engkau langgar maka dapat mengakibatkan hal-hal yang bisa menghalangi. Cambuklah ia dengan kesabaran dan ketekunan. Engkau tidak harus mengambil metode orang lain dan ‘menunggangi hewan tunggangan orang’, kecuali jika engkau memandang metodenya sesuai dengan jiwamu.
  • Aku akan menyebutkan kepadamu cara yang bagus dan mudah

Jika engkau pandang itu sesuai bagimu, maka ambillah, atau jadikan ia lentera penunjuk jalan, sehingga dengannya terbuka celah untuk engkau menemukan cara atau jalan yang lain yang sesuai untukmu. Caranya adalah:
Hendaklah engkau menghafal 1 juz setiap bulan, setiap hari engkau menghafalkan 1 halaman, yang mana 1 juz terdiri dari 20 halaman. Jika engkau menyelesaikan 1 juz dalam waktu 20 hari, maka sisa waktunya engkau gunakan untuk mengulang hafalan agar hafalanmu menjadi mantap di dalam hati.... di antara caranya: engkau memperdengarkan (hafalanmu) kepada orang lain – terkhusus kepada orang yang engkau segani atau malu kepadanya – membacanya dalam shalat – terkhusus jika engkau menjadi imam.
  • Usahakan agar mushhaf yang engkau gunakan untuk menghafal tidak diganti-ganti / berbeda-beda

Karena letak ayat-ayat (yang dihafal) itu terpatri di dalam pikiranmu, hal ini membantumu untuk mengingat, dan mengingatkanmu untuk tidak melewatkan bagian dari ayat. Karena engkau tahu, misalkan firman Allah:
۞لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلۡجَهۡرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ إِلَّا مَن ظُلِمَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا ١٤٨
Ayat dari Surah al-Nisa’: 148 tersebut terletak pada awal halaman sebelah kiri, maka engkau tidak akan tertukar dengan ayat lain yang berada di tengah halaman atau ayat pertama di halaman sebelah kanan.
  •  Mengahafal (al-Qur’an) merupakan cabang ilmu tertentu dan keahlian tersendiri

Seperti menghafal dengan cara membaca berulang-ulang dengan suara keras, atau dengan membaca tanpa suara, atau dengan mendengar, atau dengan menulis, atau dengan mendengar (bacaan) orang lain sebelum hafalannya mutqin dan terus mengulang-ulang menderkan sampai hafalannya mutqin. Ketahuilah cara apa yang tepat engkau gunakan untuk menghafal, apakah dengan pendengaran atau penglihatan? Jika engkau telah mengetahui cara yang tepat, maka jangan engkau sia-siakan yang kedua, tapi perkuatlah ia dengan cara melatihnya sampai ia menjadi penolong bagi yang satunya.
أَن تَضِلَّ إِحۡدَىٰهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحۡدَىٰهُمَا ٱلۡأُخۡرَىٰۚ
“supaya jika yang satu lupa maka yang lain mengingatkannya” (al-Baqarah: 282)
  •  Ketahuilah, bahwa diantara kekhususan al-Qur’an al-Karim, ia mudah dihafal dan gampang terlupa

Sebagaimana dikabarkan oleh Allah dan rasul-Nya.
Allah berfirman:
 وَلَقَد تَّرَكۡنَٰهَآ ءَايَةٗ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ ١٥
“Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran” (al-Qamar: 15)
Rasulullah bersabda:
تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنْ الْإِبِلِ فِي عُقُلِهَا
“Peliharalah selalu al-Qur’an, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh (hafalan al-Qur’an) itu lebih cepat hilang daripada unta yang terikat.” (H.R. al-Bukhari)
Maka janganlah engkau sia-siakan tatkala engkau mendapatkan kesungguhan untuk menguatkan hafalan al-Qur’an. Dan ketika engkau dapati hafalanmu belum kuat karena baru (dihafal), terutama pada bulan-bulan awal dari hafalanmu. Ketahuilah bahwa semua itu mengandung kebaikan, karena  setiap kali engkau mengulang hafalanmu itu bernilai ibadah dan engkau akan diberikan pahala atasnya.







Diterjemahkan (dengan sedikit ringkas) oleh:
.: Abu Ahmad Ayatullah :.
Padang, 30 Desember 2018
13:22


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.