Qarun Saudara Nabi Musa?
Qarun sangat
dikenal karena hartanya, sejak dahulu hingga sekarang. Ia adalah orang yang
memiliki harta sangat banyak, namun ia kufur kepada Allah hingga Allah
meneggelamkannya ke dalam bumi.
Di Indonesia,
nama Qarun atau Karun juga sangat dikenal, sehingga jika ada orang yang
menggali kemudian mendapatkan harta, harta tersebut disebut sebagai harta
karun. Bahkan nama atau istilah karun sudah masuk ke dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Jika disebutkan harta karun, maksudnya adalah harta yang
tidak diketahui asal usulnya.
Orang Islam
juga seharusnya cukup mengenal Qarun karena namanya disebutkan oleh Allah di
dalam al-Qur’an sebanyak empat kali. Pada ayat-ayat berikut:
۞إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَوۡمِ مُوسَىٰ
فَبَغَىٰ عَلَيۡهِمۡۖ وَءَاتَيۡنَٰهُ مِنَ ٱلۡكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ
لَتَنُوٓأُ بِٱلۡعُصۡبَةِ أُوْلِي ٱلۡقُوَّةِ إِذۡ قَالَ لَهُۥ قَوۡمُهُۥ لَا
تَفۡرَحۡۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡفَرِحِينَ ٧٦
76. Sesungguhnya Qarun adalah
termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah
menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh
berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya
berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri" (Al-Qashash :
76)
فَخَرَجَ
عَلَىٰ قَوۡمِهِۦ فِي زِينَتِهِۦۖ قَالَ ٱلَّذِينَ يُرِيدُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا
يَٰلَيۡتَ لَنَا مِثۡلَ مَآ أُوتِيَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٖ ٧٩
79. Maka keluarlah Karun kepada
kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan
dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan
kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang
besar" (Al-Qashash : 79)
وَقَٰرُونَ
وَفِرۡعَوۡنَ وَهَٰمَٰنَۖ وَلَقَدۡ جَآءَهُم مُّوسَىٰ بِٱلۡبَيِّنَٰتِ فَٱسۡتَكۡبَرُواْ
فِي ٱلۡأَرۡضِ وَمَا كَانُواْ سَٰبِقِينَ ٣٩
39. dan (juga) Karun, Fir´aun dan
Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa
bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku
sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari
kehancuran itu) (Al-Ankabut : 39)
وَلَقَدۡ
أَرۡسَلۡنَا مُوسَىٰ بَِٔايَٰتِنَا وَسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٍ ٢٣ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ
وَهَٰمَٰنَ وَقَٰرُونَ فَقَالُواْ سَٰحِرٞ كَذَّابٞ ٢٤
23. Dan sesungguhnya telah Kami utus
Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata. 24. kepada
Fir´aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: "(Ia) adalah seorang ahli
sihir yang pendusta" (Al-Ankabut : 23-24)
Siapakah Qarun?
Dalam surah
al-Qashash ayat 76, Allah menjelaskan bahwa Qarun adalah salah satu kaumnya
Nabi Musa ‘alaihi al-salam. Namun, al-Hafizh Ibnu Katsir menjelaskan
lebih jauh identitasnya ketika menafsirkan ayat ini dalam kitab tafsirnya Tafsiir
al-Qur’an al-‘Azhim :
قال الأعمش، عن
المِنْهَال بن عمرو، عن سعيد بن جُبَيْر، عن ابن عباس قال: { إِنَّ قَارُونَ كَانَ
مِنْ قَوْمِ مُوسَى } ، قال: كان ابن عمه. وهكذا قال إبراهيم النَّخَعي، وعبد الله
بن الحارث بن نوفل، وسماك بن حرب، وقتادة، ومالك بن دينار، وابن جُرَيْج، وغيرهم:
أنه كان ابن عم موسى، عليه السلام (1) .
قال ابن جُرَيْج: هو
قارون بن يصهر بن قاهث، وموسى بن عمران بن قاهث.
وزعم محمد بن إسحاق
بن يَسَار: أن قارون كان عمَّ موسى ، عليه السلام.
قال ابن جرير: وأكثر
أهل العلم على أنه كان ابن عمه، والله أعلم.
Al-A’masy dari al-Minhal bin ‘Amr
dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas berkata [Sesungguhnya Karun adalah
termasuk kaum Musa] ia (Qarun) adalah anak dari paman Nabi Musa. Ini adalah
pendapatnya Ibrahim al-Nakha’i, ‘Abdullah bin al-Harits bin Naufal, Sammak bin
Harb, Qatadah, Malik bin Dinar, Ibnu Juraij, dan selain mereka: bahwa Qarun
adalah anaknya paman Nabi Musa ‘alaihi salam.
Ibnu Juraij : Qarun bin Yashhar bin
Qahats. Dan Musa bin ‘Imran bin Qahats.
Muhammad bin Ishaq bin Yasar mengira
bahwa Qarun adalah pamannya Nabi Musa ‘alaihi salam.
Ibnu Jarir (al-Thabari) berkata:
pendapat mayoritas ahli ilmu bahwa Qarun adalah anak pamannya Nabi Musa.
Kesimpulan : Qarun adalah saudara
sepupu Nabi Musa ‘alaihi salam.
Ditulis oleh: Abu Ahmad Ayatullah
Tidak ada komentar