Waktu Yang Dianjurkan Membaca Ayat Kursi dan Keutamaannya
Keutamaan Ayat
Kursi
Ayat Kursi adalah sebutan bagi ayat yang ke 255 pada surah
al-Baqarah. Ayat Kursi juga merupakan ayat yang afdhal atau yang paling
utama di dalam al-Qur’an. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu
Katsir di dalam kitab tafsirnya (I/672).
Lafadz Ayat Kursi adalah sebagai berikut:
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ
إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٞ وَلَا نَوۡمٞۚ لَّهُۥ
مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ
إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ
بِشَيۡءٖ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ
وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا ئَُودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ ٢٥٥
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa´at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar.
Mengenai keutamaan Ayat Kursi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bertanya:
يَا أَبَا
الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ
قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ يَا أَبَا
الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ
قُلْتُ { اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ } قَالَ فَضَرَبَ
فِي صَدْرِي وَقَالَ وَاللَّهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ
“Wahai Abul Mundzir, tahukah kamu ayat teragung apa yang kamu hafal
dalam Kitabullah?” Aku menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”
kemudian beliau bertanya (lagi): “Wahai Abul Mundzir, tahukah kamu ayat
teragung apa yang kamu hafal dalam Kitabullah?” Aku menjawab: { اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ } (Ayat Kursi).”
Kemudian Rasulullah memukul dadaku seraya berkata: “Demi Allah, selamat untukmu
atas ilmu, wahai Abul Mundzir.” [Hadits Riwayat Muslim no. 810, hal. 405]
Waktu Yang Dianjurkan Membaca Ayat Kursi
Sebagaimana dijelaskan oleh Abu Ya’la Kurnaedi dalam bukunya Tajwid
Lengkap Asy-Syafi’i (hal. 595-596) bahwa ada tiga keadaan seseorang disunnahkan
untuk membaca Ayat Kursi, yaitu:
Pertama, setelah shalat wajib yang lima
waktu. Rasulullah bersabda:
مَنْ قَرَأَ آيَةَ
اَلْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ
اَلْجَنَّةِ إِلَّا اَلْمَوْتُ
“Barangsiapa yang membaca
ayat Kursi setelah setiap kali shalat wajib, niscaya tidak ada yang
menghalanginya untuk masuk surga kecuali kematian (yakni dia akan masuk surga
setelah meninggal dunia).” [Silsilah al-Ahadits al-Shahihah, no. 972,
II/661]
Kedua, dzikir pada waktu pagi dan petang.
Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu; bahwa ada jin
(syaithan) yang berkata kepadanya:
إذا قرأتها غدوة أجرت منا حتى تمسي و إذا
قرأتها حين تمسي أجرت منا حتى تصبح قال أبي فغدوت إلى رسول الله صلى الله عليه و
سلم فأخبرته بذلك فقال : صدق الخبيث
“Apabila kamu membacanya (ayat Kursi) pada pagi hari, maka kamu
akan dilindungi dariku sampai petang; dan apabila kamu membacanya pada waktu
petang (sore hari), maka kamu akan dilindungi dariku sampai waktu pagi (esok
harinya).” Ubay berkata: aku pun pergi menemui Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, kemudian aku mengabarkan kepada beliau hal tersebut dan
beliau bersabda: “Makhluk yang buruk itu berkata jujur.” [Silsilah
al-Ahadits al-Shahihah, no. 3245, IX/738]
Ketiga, ketika hendak tidur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya syaithan
berkata:
إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ
فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ لَنْ يَزَالَ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا
يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ
“Jika kamu hendak tidur, maka bacalah Ayat Kursi Niiscaya penjagaan
Allah senantiasa menyertaimu, dan syaithan tidak akan sanggup mendekatimu
sampai waktu pagi.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “dia
(syaithan) itu berkata jujur kepadamu, padahal ia adalah pendusta, itu adalah
syaithan.” [Hadits riwayat al-Bukhari, no. 5010, hal. 1280]
~Abu Ahmad, Ayatullah~
Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i, Jakarta:
Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2013.
Abu al-Fida` Isma’il bin ‘Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Dimasyqi, Tafsir
al-Qur’an al-‘Azhim, tahqiq: Sami bin Muhammad al-Salamah. Penerbit: Dar
Thayyibah.
Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi,Shahih
Muslim, Saudi: Dar al-Mughni, 1998.
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Ibnu Katsir, 2002.
Muhammad Nashiruddin al-Albani, Silsilah al-Ahadits al-Shahihah,
Saudi: Dar al-Ma’arif, 1995.






Tidak ada komentar